sore ini penat, peluh menggumpal kental di jidat, dan seperti biasa nasi kucing, tempe bakar, serta kopi selalu riang menemani senjaku. Heran, hanya mereka yg bisa menetralkan urat syarafkyu saat2 seperti ini. "Weiiitttss uda dulu nulisnya gan", sergah mas Ji, "makan dulu".
Beehh,,,gigitan sate usus terganggu gara2 ada sms "mangkeli" masuk,,,,"hei, I wanna break down at a moment!!" balasku. "ckckckckckc", lek man cekikikan liat mukaku. Sejurus kemudian makan pun lanjut.
Tak sengaja liat ke bawah, sepatuku yg sungguh tak layak, sobekan2 artistik penuh makna melingkari dan membalut sekujur tubuhnya, hiks kasihan, diapun malang. Aku pun memejam sesaat, meronta kata yg nikmat, dan "Alhamdulillah saja, karena kucing di depanku aja tak pernah mengeluh dengan kaki telanjangnya", semua adalah nikmat.
senja meraupiku dengan hembusan angin semilir yg merubah tatanan rambutku, ah tak, ini telah larut, aku lupa jidat belum terbasuh air wudlu. Untuk sore ini mungkin cukup."mas ji, pinten mas?? sekul tigo, kopi setunggal, tempe bakar sekawan, sate usus kaleh"
"gangsal ewu om..."
obrolan angkringan tak jadi gayeng, lek man lg sakit gigi, dekil lg mering karena tertolak cintanya,
"sing sabar yo kil....cewek ra mung kwi, mungkin dukunmu kurang sakti, wkwkwkwkwkwk"
ngayogjokarto, 23 sept 2010
aku, tukang ngopi