Selasa, 29 Juni 2010

tak seperti (sekenanya)


sedikit bersuara terhadap cerita ini masa. bahwa memang banyak yg berbicara ini kelihatan indah, nikmat dan cenderung tak berbeban ataupun tanpa pengorbanan.
semua tersenyum saat kabar2 tersebar, tapi tak dipojokan itu, seorang kecil tertunduk memikir apa yg sedang dan akan terjadi. si kecil tau, ini bukan masa dimana harus mengerti semuanya, tp setidaknya dia mengerti bahwa sdh menjadi seharusnya ini semua.
si kecil sering berujar ke Tuhannya, ketika dia hanya mampu menunduk dan memohon dgn tangis dan tangan mendongak keatas. ah itu juga sering menjadi jimat baginya, katanya.

kembali ke ini masa, sebuah tanya kecil menjadi penghambat pemikiran ketika harus di telaah apakah harus menjadi nyata atau hanya sekedar fatamorgana sekenanya???
jawabnya itu ada di seberang, kata tetangga. ah sudahlah, ini hanya sebuah suara, yg tak seorang pun terlirik utk meng-iya-kannya.

dan dengan berkelakar bocah kecil itu berkata, ini bukan sebuah dogma, tapi realita, dan lelap menutup pemikiran dan celoteh2 nya.


jogja, 30 juni 2010, puncak malam dalam tunduk
aku, penghitung masa

Rabu, 23 Juni 2010

aku berkata, dan (kemudian) bersyukur




Ada apa dengan kemarin??
Semua teriak2 tak jelas menggerutu di sepanjang selasar. Suara yg sama juga terdengar dr gazebo. Muka2 memerah membumbui suasana yg semakin gerah. Tak lah aku bergelinjang di depan mereka., biar mereka sendiri yg memutuskan, mau di bawa kemana semester depan.

Hari ini penuh perisai, kekuatan ku pun tak se-biasa-mudahnya menembus. Banyak yg mungkin harus ku eja ulang, dan bahwa karena semua ini nyata, maka aku hanya tinggal berdoa. semoga tak bersiasat dengan pembahasan yg sama, seperti hari ini dan semester ini.

Seorang sahabat mengingatkan kalau "hanya ikhtiar lewat belajar itu sudah banyak yg melakoninya”. Sedikit Tanya dan entah mengapa aku mulai tertarik dengan pernyataannya. Dia menyambung, “rumput kecil yg dulu pernah kau basuh, sekarang kering, dan akan segera mati jika kau tak menyentuhnya kembali.” Benar juga, ada beberapa kebiasaan yg dulu selalu tak pernah nihil. Sekarang tak tau entah merantau kemana. Subhanallah sebuah pengingat yg datang dr seorang sahabat.

Malam ini menyambung beberapa rentetan scenario naskah Tuhan. Kembali dan lagi Tuhan memanjakanku dengan nikmat yg aku sendiri tak tahu harus mengucap apa untuk mensyukurinya. Alhamdulillah dan Alhamdulillah mungkin tak bisa mewakilinya.

Senyap dini hari semakin melelapkan suasana, dan diluar sepengetahuan beberapa semut ribut diluaran, ah itu urusan mereka. Sedari tadi mataku masih terjaga tak menentu akan terpejam kapan, terus dan terus nafas ini mengaksarakan pemikiran liarku. Aku hanya meng-amini saja ketika harus menelusur malam tanpa bayangmu, ya seketika aku teringat senyum simpul yang sering terekam dalam scenario otak lemahku. Bangga kadang, tapi tak selalu.

Hari ini akan ku tutup dengan celotehan tajam pemikir kecil dari pesisir utara, ah itu kana kan aku, sergahku. Begini, dunia ini untuk hari ini dan beberapa hari kedepan masih memihakku, tapi tak tau kapan keberpihakan ini akan selalu setia. Singkatnya, selama jalan ini masih pantas dilalui dengan tenang maka aku akan mencoba menelusur dengan akal dan hatiku. Menilik kondisi ini aku teringat kata-kata sang alkemis bahwa “pertanda selalu ada disetiap perjalanan, dan hanya legenda pribadimu yang akan tahu dimana pertanda-pertanda itu terletak” Mungkin di beberapa aksara tulisan ini membuat pembaca sedikit mengkerutkan dahi dan mulai berfikir akan esensi serta makna dari celoteh ini. 23 Juni 2010 ku tutup dengan harapan bahwa akan ada sesuatu yang bias meng-istiqomahkan aku dengan kondisi yang seperti ini, saat-saat Tuhan memanjakanku.


jogja, puncak malam, 23 juni 2010
aku, penghitung masa



Senin, 14 Juni 2010

ge-je sore2


mau dibaca atau tidak terserah pembaca,,,,oh lanjut,,oke silahkan menelusur tulisan tak bertanda berikut ini,. mungkin hanya sebuah coretan pena kalau ini tak berupa hasil pencetan key board belaka. masih lanjut?? okelah, terima kasih sudah setia,,,, sedikit membaca pertanda, mungkin terlalu sulit utk mengejanya. masih bingung juga kenapa alurnya seperti ini. dikehidupan lama mungkin tak seperti kehidupan yg sekarang ini. beda dikit sih, yah sebuah identitas.

ah males ngomong identitas....yg jelas hari ini aku sakit, lengkap kok, kepala, perut, meriang juga,,,,"hatinya juga sakit gak boss???" (celetuk teman sebelah), ah gak kok...hatinya gak skit,cuma memar aja,,,"ketabrak cewek ni yee??"(suara cempreng yg lain nyahut dr arah belakang) ah,,kalian tak tahu gmn rasanya nahan sakit perut di tempat seperti ini, diam!! dan mereka bisu. sedikit membiarkan tanganku memilih aksara apa yg akan di pencet, mulut ini sudah tak sabar merasa kopi hangat bikinan mas bejo, bakul angkringan sebelah kontrakan, ah, ternyata aku mencandu kopi ini,"lah yow,,,,cuma 1000 kok, lha pye ra nyandu"(si dekil datang, yg kali ini tanpa diundang dan pulang tanpa di antar, ahaa mirip leluhurmu saja). sruuputt,,,beehhh mantab gan kopinya, sedikit mengobat sakit kepala. hehehe kafein dikopi kan bisa mengembalikan gumpalan darah yg memojok di otak, ini teoriku, tak usah di sanggah.

terus menelusur sore pekat, fikirku melayang ke beberapa minggu yg lalu,"cantik ya dia"(sergah si dekil), ah sotoy koe kil, bukan itu yg sedang ku pikirkan,"trus siapa??? si kecil yg sering senyum2 itu??? ra usah ngipi koe Jo!!!!" (si dekil mengobar semangat menentangnya),,hahahaha salah gan, jawabku, sekarang ini fikiranku terfokus pada suatu masalah pelik yg tak bisa menunggu utk di slesaikan,,,,,"sok diplomatis koe gan"(mas bejo menimpali).hahaha itu tadi sedikit ceramah sore di warung angkringan yg mungkin di bilang ge-je oleh beberpa pembaca, "emang koe ge-je kok le"(mbah urip datang dan menyela tanpa koma),,huah mengagetkan


kembali berbicara maslah beberapa minggu yg lalu, masih hangat di CPU otakku yg akhir2 ini sering trjangkit virus, beberapa maslah penting yg harus di kerjakan,"lah yow apa??? garing ki ngenteni,,," (gertak dekil). santai kil,,,,sebenarnya bener juga sih apa yg tadi km benarkan di awal,"yg mana?? si kecil atau yg si gede??, ah akhire ngomongke bocah kae maneh,,,males aku, juteke ngaru oro ngono kok"(dekil melengos sambil menghisap dji sam soe nya), ahaaaaa, dekil memang seperti itu, terlalu naif sama orang2 jutek. tp tak utk ku, jutek adalah sebuah tantangan, yg mungkin bagi sebagian orang tak layak utk di kembangkan karena dari segi ekonomi dan sosiokultural kurang begitu di terima masyarakat," hoooeee ngomong opo e dab!!!" (sergah mas bejo), sory2 mas,,,,terlalu terikat pemikiran ekonomis dan sedikit liberalis yg penuh isis mungkin,,,hahahaha, gerrrr ketawa ngakak di angkringan.

pembaca sudah mulai bosen dengan cerita tak berarah ini kil,"biarin gan, biar mereka sedikit menerka hasil buncahan pemikiranmu", weleh2,,,kata2mu itu lho,,,intinya gini kil, mas bejo dan mas ji yg dr td cuma diam dan ketawa, semua rencana yg kita susun kemarin malem harus kita jalankan, tak penting melihat kiblat mereka apa, tak harus mengingat pandangan borjuis mereka, dan satu hal yg paling penting saudara2,,,kita sudah seperempat jalan, sayang kalu kita harus mundur,"hajjar bleh,,," (dekil mengepal tangan sambil berteriak), sante kil, kita telah menyusun strateginya. oke lah gan....

"gan2,,,orangnya lewat,,,"...wwiwiwiwiwiwiwiwiwi....."eddan,,,,kejjar jo,,,,,waduh g bawa kunci motor"(tiba2 mas ji berceloteh) "nih pake sepeda ontel ku",(dekil mencoba berbaik hati) maaf kil, ontelmu tak kan sanggup mengejar matic nya....

dan sore berakhir dengan ngowoh, domblong, tanpa hasil apa2


jogja,kota khayalan, 14 juni 2010
aku, mas bejo, dekil, mbah urip dan penikmat sego kucing disini, salam geerrr!!

Sabtu, 12 Juni 2010

dari Gie, sang demonstran



Ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke Makkah
Ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di Miraza
tapi aku ingin habiskan waktuku disisimu sayangku,,,
Bicara tentang anjing2 kita yg nakal dan lucu
atau tentang bunga2 yg manis di lembah Mandalawangi

Ada serdadu2 Amerika yg mati kena bom di danau
Ada bayi2 yg mati lapar di Biafra
tapi aku ingin mati di sisimu manisku,,,
Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
Tentang tujuan hidup yg tak satu setanpun tau

Mari sini sayangku,,,kalian yg pernah mesra
yg pernah baik dan simpati padaku
Tegaklah ke langit luas
atau awan yg mendung

Kita tak pernah menanam apa-apa
Kita tak kan pernah kehilangan apa-apa

Nasib terbaik adalah tidak pernah di lahirkan
yg ke dua, dilahirkan tapi mati muda
dan yg tersial adalah berumur tua
Berbahagialah mereka yg mati muda

Makhluk kecil, kembalilah dari tiada ke tiada
Berbahagialah dalam ketiadaanmu

catatan Soe Hok Gie

(sedikit) kolom sufi

Acuan dalam pengamalan tarekat bertumpu kepada tradisi dan akhlak nubuwah (kenabian), dan mencakup secara esensial tentang jalan sufi dalam melewati maqomat dan ahwal tertentu. Setelah ia tersucikan jasmaniahnya, kemudian melangkah kepada aktivitas aktivitas, yang meliputi:

Pertama, tazkiyah an nafs atau pensucian jiwa, artinya mensucikan diri dari berbagai kecenderungan buruk, tercela, dan hewani serta menghiasinya dengan sifat sifat terpuji dan malakuti.

Kedua, tashfiyah al qalb, pensucian kalbu. Ini berarti menghapus dari hati kecintaan akan kenikmatan duniawi yang sifatnya sementara dan kekhawatirannya atas kesedihan, serta memantapkan dalam tempatnya kecintaan kepada Allah semata.

Ketiga, takhalliyah as Sirr atau pengosongan jiwa dari segenap pikiran yang bakal mengalihkan perhatian dari dzikir atau ingat kepada Allah.

Keempat, tajalliyah ar Ruh atau pencerahan ruh, berarti mengisi ruh dengan cahaya Allah dan gelora cintanya.

Qasrun = Merupakan unsur jasmaniah, berarti istana yang menunjukan betapa keunikan struktur tubuh manusia.
Sadrun = (Latifah al-nafs) sebagai unsur jiwa
Qalbun = (Latifah al-qalb) sebagai unsur rohaniah
Fuadun = (Latifah al-ruh) Unsur rohaniah
Syagafun = (Latifah al-sirr) unsur rohaniah
Lubbun = (Latifah al-khafi) unsur rohaniah
Sirrun = (Latifah al-akhfa) unsur rohaniah

Hal ini relevan dengan firman Allah SWT dalam hadist qudsi:

"Aku jadikan pada tubuh anak Adam (manusia) itu qasrun (istana), di situ ada sadrun (dada), di dalam dada itu ada qalbu (tempat bolak balik ingatan), di dalamnya ada lagi fu'ad (jujur ingatannya), di dalamnya pula ada syagaf (kerinduan), di dalamnya lagi ada lubbun (merasa terialu rindu), dan di dalam lubbun ada sirrun (mesra), sedangkan di dalam sirrun ada "Aku".

Ahmad al-Shirhindi dalam Kharisudin memaknai hadist qudsi di atas melalui sistem interiorisasi dalam diri manusia yang strukturnya yang dapat diperhatikan dalam gambaran di atas.

Pada dasarnya lathifah-lathifah tersebut berasal dari alam amri (perintah) Allah : "Kun fayakun", yang artinya, "jadi maka jadilah" (QS : 36: 82) merupakan al-ruh yang bersifat immaterial. Semua yang berasal dari alam al-khalqi (alam ciptaan) bersifat material. Karena qudrat dan iradat Allah ketika Allah telah menjadikan badan jasmaniah manusia, selanjutnya Allah menitipkan kelima lathifah tersebut ke
dalam badan jasmani manusia dengan keterikatan yang sangat kuat.

Lathifah-lathifah itulah yang mengendalikan kehidupan batiniah seseorang, maka tempatnya ada di dalam badan manusia. Lathifah ini pada tahapan selanjutnya merupakan istilah praktis yang berkonotasi tempat.

Umpamanya :

Lathifah al-nafsi sebagai tempatnya al-nafsu al-amarah.
Lathifah al-qalbi sebagai tempatnya nafsu al-lawamah.
Lathifah al-Ruhi sebagai tempatnya al-nafsu al-mulhimmah, dan seterusnya.

Dengan kata lain bertempatnya lathifah yang bersifat immaterial ke dalam badan jasmani manusia adalah sepenuhnya karena kuasa Allah.

Lathifah sebagai kendaraan media bagi ruh bereksistensi dalam diri manusia yang bersifat barzakhiyah (keadaan antara kehidupan jasmaniah dan rohaniah).

Pada hakekatnya penciptaan ruh manusia (lima lathifah), tidak melalui sistem evolusi. Ruh ditiupkan oleh Allah ke dalam jasad manusia melalui proses. Ketika jasad Nabi Adam a.s telah tercipta dengan sempurna, maka Allah memerintahkan ruh Nya untuk memasuki jasad Nabi Adam a.s.

Maka dengan enggan ia menerima perintah tersebut. Ruh memasuki jasad dengan berat hati karena harus masuk ke tempat yang gelap. Akhirnya ruh mendapat sabda Allah:

"Jika seandainya kamu mau masuk dengan senang, maka kamu nanti juga akan keluar dengan mudah dan senang, tetapi bila kamu masuk dengan paksa, maka kamupun akan keluar dengan terpaksa".

Ruh memasuki melalui ubun-ubun, kemudian turun sampai ke batas mata, selanjutnya sampai ke hidung, mulut, dan seterusnya sampai ke ujung jari kaki. Setiap anggota tubuh Adam yang dilalui ruh menjadi hidup, bergerak, berucap, bersin dan memuji Allah. Dari proses inilah muncul
sejarah mistis tentang karakter manusia, sejarah salat (takbir, ruku dan sujud), dan tentang struktur ruhaniah manusia (ruh, jiwa dan raga).

Bahkan dalam al Qur'an tergambarkan ketika ruh sampai ke lutut, maka Adam sudah tergesa gesa ingin berdiri. Sebagaimana firman Allah : "Manusia tercipta dalam ketergesa-gesaan" (Q.S.21:37).

Pada proses penciptaan anak Adam pun juga demikian, proses bersatunya ruh ke dalam badan melalui tahapan. Ketika sperma berhasil bersatu dengan ovum dalam rahim seorang ibu, maka terjadilah zygot (sel calon janin yang diploid ). Ketika itulah Allah meniupkan sebagian ruhnya (QS : 23 : 9), yaitu ruh al-hayat. Pada tahapan selanjutnya Allah
menambahkan ruhnya, yaitu ruh al-hayawan, maka jadilah ia potensi untuk bergerak dan berkembang, serta tumbuh yang memang sudah ada bersama dengan masuknya ruh al-hayat.

Sedangkan tahapan selanjutnya adalah peniupan ruh yang terakhir, yaitu ketika proses penciptaan fisik manusia telah sempurna (bahkan mungkin setelah lahir). Allah meniupkan ruh al-insan (haqiqat Muhammadiyah).

Maka dengan ini, manusia dapat merasa dan berpikir. Sehingga layak menerima taklif syari' (kewajiban syari'at) dari Allah dan menjadi khalifah Nya.

Itulah tiga jenis ruh dan nafs yang ada dalam diri manusia, sebagai potensi yang menjadi sudut pandang dari fokus pembahasan lathifah (kesadaran).

Lima lathifah yang ada di dalam diri manusia itu adalah tingkatan kelembutan kesadaran manusia.

Sehingga yang dibahas bukan hakikatnya, karena hakikat adalah urusan Tuhan (QS : 17 : 85), tetapi aktivitas dan karakteristiknya.

Lathifah al-qalb, bukan qalb (jantung) jasmaniah itu sendiri, tetapi suatu lathifah (kelembutan), atau kesadaran yang bersifat rubbaniyah (ketuhanan) dan ruhaniah.

Walaupun demikian, ia berada dalam qalb (jantung) manusia sebagai media bereksistensi. Menurut Al Ghazall, di dalam jantung itulah memancarnya ruh manusia itu. Lathifah inilah hakikatnya manusia. Ialah yang mengetahui, dia yang bertanggung jawab, dia yang akan disiksa dan diberi pahala. Lathifah ini pula yang dimaksudkan sabda Nabi "Sesungguhnya Allah tidak akan memandang rupa dan hartamu, tetapi ia memandang hatimu".

Lathifah al-qalb bereksistensi di dalam jantung jasmani manusia, maka jantung fisik manusia ibaratnya sebagai pusat gelombang, sedangkan letak di bawah susu kiri jarak dua jari (yang dinyatakan sebagai letaknya lathifah al-qalb) adalah ibarat "channelnya". Jika seseorang ingin berhubungan dengan lathifah ini, maka ia harus berkonsentrasi pada tempat ini. Lathifah ini memiliki nur berwarna kuning yang tak terhinggakan (di luar kemampuan indera fisik).

Demikian juga dengan Lathifah al-ruh, dia bukan ruh atau hakikat ruh itu sendiri. Tetapi lathifah al-ruh adalah suatu identitas yang lebih dalam dari lathifah al-qalb. Dia tidak dapat diketahui hakikatnya, tetapi dapat dirasakan adanya, dan diketahui gejala dan karakteristiknya. Lathifah ini terletak di bawah susu kanan jarak dua jari dan condong ke arah kanan. Warna cahayanya merah yang tak terhinggakan. Selain tempatnya sifat-sifat yang baik, dalam lathifah
ini bersemayam sifat bahimiyah atau sifat binatang jinak. Dengan lathifah ini pula seorang salik akan merasakan fana al-sifat (hanya sifat Allah saja yang kekal), dan tampak pada pandangan batiniah.

Lathifah al-sirri merupakan lathifah yang paling dalam, terutama bagi para sufi besar terdahulu yang kebanyakan hanya menginformasikan tentang tiga lathifah manusia, yaitu qalb, ruh dan sirr. Sufi yang pertama kali mengungkap sistem interiorisasi lathifah manusia adalah Amir Ibn Usman Al Makki (w. 904 M), yang menurutnya manusia terdiri dari empat lapisan kesadaran, yaitu raga, qalbu, ruh dan sirr.

Dalam temuan Imam al Robbani al Mujaddid, lathifah ini belum merupakan latifiah yang terdalam. Ia masih berada di tengah tengah lathifah al ruhaniyat manusia. Tampaknya inilah sebabnya sehingga al Mujaddid dapat merasakan pengalaman spiritual yang lebih tinggi dari para sufi sebelumnya, seperti Abu Yazid al Bustami, al-Hallaj (309
H), dan Ibnu Arabi (637 H). Setelah ia mengalami "ittihad" dengan Tuhan, ia masih mengalami berbagai pengalaman ruhaniah, sehingga pada tataran tertinggi manusia ia merasakan sepenuhnya, bahwa abid dan ma'bud adalah berbeda, manusia adalah hamba, sedangkan Allah adalah Tuhan.

Hal yang diketahui dari lathifah ini adalah, ia memiliki nur yang berwarna putih berkilauan. Terletak di atas susu kiri jarak sekitar dua jari, berhubungan dengan hati jasmaniah (hepar). Selain lathifah ini merupakan manifestasi sifat-sifat yang baik, ia juga merupakan
sarangnya sifat sabbu'iyyah atau sifat binatang buas. Dengan lathifah ini seseorang salik akan dapat merasakan fana' fi al-dzat, dzat Allah saja yang tampak dalam pandangan batinnya.

Lathifah al-khafi adalah lathifah al-robbaniah al-ruhaniah yang terletak lebih dalam dari lathifah al-sirri. Penggunaan istilah ini mengacu kepada hadis Nabi : "Sebaik-baik dzikir adalah khafi dan sebaik baik rizki adalah yang mencukupi". Hakikatnya merupakan rahasia Ilahiyah. Tetapi bagi para sufi, keberadaanya merupakan kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Cahayanya berwarna hitam, letaknya berada di atas susu sebelah kanan jarak dua jari condong ke
kanan, berhubungan dengan limpa jasmani. Selain sebagai realitas dari nafsu yang baik, dalam lathifah ini bersemayam sifat syaithoniyyah seperti hasad, kibir (takabbur, sombong), khianat dan serakah.

Lathifah yang paling lembut dan paling dalam adalah Lathifah al-akhfa. Tempatnya berada di tengah-tengah dada dan berhubungan dengan empedu jasmaniah manusia. Lathifah ini memiliki nur cahaya berwarna hijau yang tak terhinggakan. Dalam lathifah ini seseorang salik akan dapat merasakan'isyq (kerinduan) yang mendalam kepada Nabi Muhammad s.a.w. sehingga sering sering ruhaniah Nabi datang mengunjungi.

Relevan dengan pendapat al-Qusyairi yang menegaskan tentang tiga alat dalam tubuh manusia dalam upaya kontemplasi, yaitu:

Pertama, qalb yang berfungsi untuk mengetahui sifat-sifat Allah.Kedua, ruh berfungsi untuk mencintai Allah, dan
Ketiga, sirr berfungsi untuk melihat Allah.

Dengan demikian proses ma'rifat kepada Allah menurut al Qusyairi dapat digambarkan sebagai berikut dibawah ini.

Aktivitas spiritual itu mengalir di dalam kerangka makna dan fungsi rahmatan lil 'alamin; Tradisi kenabian pada hakekatnya tidak lepas dari mission sacred, misi yang suci tentang kemanusiaan dan kealam semestaan untuk merefleksikan asma Allah.

sumber: renungan Qolbu

Kamis, 10 Juni 2010

makhluk Tuhan untukmu


Carilah seorang pria yang memanggil mu cantik, bukan hot / sexy
Yang menelepon kembali ketika kamu menutup telpon
Yang mau tiduran di bawah bintang dan mendengar detak jantungmu
Atau mau tetap terbangun untuk melihatmu tidur

Tunggulah seorang laki-laki yang mencium dahimu
Yang mau memamerkan dirimu pada dunia ketika kamu sedang keringetan
Yang menggenggam tanganmu di depan teman-temannya
Yang menganggap kamu tetap cantik tanpa riasan

Seseorang yang selalu mengingatkan kamu, betapa besar kepeduliannya padamu
dan betapa beruntungnya dia memilikimu

Seseorang yang berkata pada temannya: dialah orangnya…

jogja, 11 juni 2010
Mishbach baladewa

kasidah CINTA


Ku jatuh cinta kepadamu
Saat pertama bertemu
Salahkah aku terlalu mencintai
Dirimu yang tak mungkin
Mencintai aku
Oh Tuhan tolong

Aku langsung jatuh cinta
Kepadamu
Cinta pada pandangan pertama
Cinta yang bisa merubah jalan
Hidupku jadi lebih berarti

Oh mungkin, hanya keajaiban Tuhan
Yang bisa jadikan Hambanya yang cantik
Menjadi milikku

Aku bukanlah laki-laki
Yang mudah jatuh hatinya


senja kala jogja
aku, mishbach baladewa

Rabu, 09 Juni 2010

kita saling membutuhkan


Lakukan pada orang lain, apa yang kamu ingin orang lain lakukan pada mu

Jangan lakukan pada orang lain, apa yang kamu tidak ingin orang lain lakukan kepada mu

Lakukan pada orang lain, apa yang mereka ingin kamu lakukan, meskipun mereka tidak melakukan apa yang kamu inginkan

Jangan lakukan pada orang lain, apa yang mereka tak ingin kamu lakukan pada mereka, meskipun mereka melakukan apa yang kamu tidak inginkan pada mu


kadang, dibutuhkan manusia2 yg berjiwa besar hanya utk sekedar mengikhlaskan hal2 kecil, itu lah kita, manusia. sedikit menilik latar belakang kita yg di ciptakan dari tanah, maka sama sekali tak layak bagi kita utk mendewakan nafsu dan keinginan kita. semua ada jatahnya, ada saatnya kita butuh pertolongan sesama, begitu pula seballiknya, merka kadang juga sangat butuh kehadiran kita.
untuk semuanya, terima kasih kalain telah banyak membantu, semoga barokah. amin


dibawah pohon kering, jogja 09 juni 2010
aku, Mishbach Baladewa

Selasa, 08 Juni 2010


tatap matamu bagai busur panah
yg engkau lepaskan ke jantung hatiku
meski kau simpan cintamu masih
dekap nafasmu wangi hiasi suasana
saat ku kecup manis bibirmu


cintaku tak harus miliki dirimu
meski perih mengiris di segala janji

aku berdansa di ujung gelisah
diiringi syahdu lembut lakumu
kau sebar benih anggun jiwamu
namun kau tiada menuai buah cintaku
yg ada hanya sekuntum rindu

malam-malamku bagai malam seribu bintang
yang terbentang di angkasa bila kau disini
‘tuk sekedar menemani, ’tuk melintasi wangi
yang s’lalu tersaji di satu sisi hati


Sabtu, 05 Juni 2010

Jumat, 04 Juni 2010

kita diciptakan berpasangan















hawa tercipta di dunia untuk menemani sang adam,
ratu bilqis begitu serasi disandingkan dengan nabi sulaiman.
Rosululloh pun terlihat berwibawa ketika berjejal dengan sayidatina khadijah,
pun laila dan majnun seiring indah kisah2 mereka
dibelahan lain, romeo berjiwa dengan juliet.
jack dan rose mengisahkan cintanya bersama Titanic.
ken arok dan ken dedes begitu memaksakan kehendaknya.
sejarah pun telah mengingat rama dan shinta
belakangan, khaerul azzam pun menemukan Anna Althafunnisa
sialnya, surti dan tejo ikut juga meramaikan panggung ini,,,,,

janganlah engkau mengingkari ketika Tuhan telah mempertemukanmu dengan dia
karena Tuhan lebih tau apa yg terbaik utk mu dan utk nya
rasakan lah, maka dia pun akan merasakan hal yg sama,
walupun kalian seperti sepasang ruh yg terpisah raga
sekali lagi, karena kamu dan dia memang diciptakan utk bersama



puncak malam. dalam sepi loteng kebebasan
01 maret 2010
aku, penghitung masa

dan itu kamu

tepat 01.00, jangkrik senyap, kelelawar tak bingar, dan di beberapa jengkal dr tempatku terjaga masih menganga senisan bara merah kekuningan. saat itu yang ada hanya belasan hembusan angin malam yg makin memaksa kuda2 mendekat ke perapian. Tak jauh dr letak bakiak kusam yg tercipta dr kayu randu, aku teringkus dlm sajadah kumal yg tengah istiqomah dalam kastil2 tua, mungkin lebih tua dr eyangnya buyutku yg setiap hari hanya menghisap cerutu kepal, ah tp beliau telah tiada, tak lah beliau ku untai dalam kalimah dekil ini.

gak terasa fajar mulai mendekat, mengikat mata yg sedari tadi terjaga, sulit ku temukan mata air di tengah padang pasir seperti ini, tayammum, dan assalamualaikum warohmatuloh,,,,usai juga subuhku
dibelakangku bersujud, cakrawala menjingga menanda surya yg terjejali oleh awan, tp itu di sana, masih di timur, dan tak lebih sebesar koin aku melihatnya. disini masih gelap, antara bayang2 dan cahaya nyata.

debu halus semakin membatasi pandangan, levanter gurun pun menerbangkan butiran2 debu ini mengitari kepalaku. mataku masih berusaha menutup dan membuka saat beberapa karavan mendekat. baju mereka hitam, tak ada selain itu yg ku lihat. kuda besar, sorban yg melingkar, dan sarung pedang karavan ini pun tak lain selain hitam, semuanya pekat, sepekat pandangan dan fikiranku yg trus mengeja mengapa karavan yg di pimpin seorang baya, berjenggot, dan tak kulihat senyum di rautnya ini terus mendekat.

angin dan debu yg mengitariku tiba2 terdiam, sejurus dgn menempelnya kaki pimpinan karavan ini di pasir gurun. pandanganku mulai terang, terliihat di tangan laki2 kekar itu sbuah bungkusan, ah,,tp aku tak yakin, mungkin itu sebuah jasad mayat, atau mungkin itu binatang buruan mereka yg sudah mulai membusuk dan akan di hantamkan ke mukaku????? aku terus bertanya sampai salah satu diantara mereka membangunkanku dr keterperanjatan yg sangat. tubuhku gemetar, gigiku saling bertabrakan, dan peluh dingin semakin membasahi baju usangku.

awan mulai membiru, sinar hangat mulai menyilaukan bungkusan yg di bawa oleh lelaki kekar itu. putih berkilau sekilas ku lihat bungkusan itu. sesaat nafasku tersedak, mataku tak bisa membahasakan apa yg terpampang, tubuhku makin menggigil saat tanganku sampai di permukaan bungkusan itu, ,,SUBHANALLAH ternyata ini manusia, tp aku ragu,,,,dalam sesaat karavan mulai menjauh meninggalkan bungkusan putih ini di pangkuanku. ternyata tubuh yg berkilau itu di balut sutera.

terik cahaya semakin memperjelas bayangan2 fatamorgana dibeberapa lontaran batu di depanku. ternyata kain pembungkus itu bertuliskan kaligrafi arab kuno, sedikit kacau aku membahasakannya, dan ssetelah berkali2 menafsir ternyata kaligrafi itu melafadz "hiya min fadli Robbik" sesaat angin berhembus pelan menerbangkan suara pelan tanpa jasad "dia diciptakan utkmu,,,,bukalah cadar itu....". ragu tapi terpaksa, ku coba menyentuh sutera penutup rautnya, BISMILLAH,,,,,,,,,,,,,,tan
ganku kaku, mata sperti kehabisan airnya, tak bergerak,,,,,,subhanallah,,,,,ternyata jasad wangi yg terbungkus sutera putih ini adalah KAMU,,,,,,,,,,KAMU yg selama ini menyebelahiku dalam angan,,,,,,

angin mengencang dan mengaburkan lagi pandangan fana' ku, debu2 mulai bersinggah, pandangku gelap, dan aku pun tersungkur dgn memeluk jasad dinginmu....



sesaat,,,,,aku terjaga, jam menunjukkan pukul 05.15.....ya Allah,,trnyata aku mimpi,tak apalah,,,,,hari ini harus ngurus kartu ujian tengah semester,ngumpul laporan DIHT,,,cepet cuk,,,,



dalam pengharapan yg sangat, jogja 12 April 2010
aku penghitung masa

sedikit aku


aku lebih nyaman menjadi seperti ini, seorang pesisir utara yang mencoba menempa nasib, berlatar sekantong mimpi dan beberapa butir noktah pengharapan