Minggu, 25 Juli 2010

Terima kasih Tuhan,,,,,,


Dunia mulai me-nyenja ketika ku ingat beberapa waktu yg lalu. Saat teman berfikirku tertunduk tertimpa bulan di malam pekat, sama pekatnya dengan fikirku. Sekarang baru tersadar bahawa rel kereta tak pernah di hubungkan dalam semalam, dan karena itulah wajahmu selalu men-dinding tegak, tepat dipojokan tiang penyangga kerajaan hatiku.

perkataan liar terus terceloteh dari beberapa rasa yang belum sempat teralirkan dengan tepat. Dan mungkin karena aliran sungai di samping rumah hijau ini masih membeku sehingga rasaku terus tertunduk oleh cantiknya rembulan diatas pohon akasia ini. Tuhan tidak berbohong bahwa parasmu diciptakan dari tanah pilihan di syurga. Sungguh tak berkata satu Malaikat pun ketika Tuhan meniupkan ruh dalam raga kecilmu.


wahai malam, cukup kusampaikan pada angin bahwa pekatmu pun tak mampu menutup sinar di wajahnya, apalagi mawar di kebun samping, dia hanya menjadi pendamping wanginya kelebatan bayangannya. sulit ku temukan simpul senyum seperti yg terurai dari bibir manis itU. masih lagi, ketika temanku bermasalah, hanya tuturnya yg mampu meredam, seperti sabda pandita ratu yg melapangkan permukaan bumi dgn ruh kedamain kata.


musim ini dan beberapa musim yg lalu telah tahu bahwa kecantikanmu selaras dengan kedamain yg terarah dalam perjalananku. ketika ku sadar bahwa langkahmu telah jauh menyebelahiku, dan nafas kita tergiring bersama angin2 sore, pun saat kakiku di langit atau bahkan saat di bawah tanah, senyummu terus menjejali retina fana' ku.


Tuhan,,,,,terima kasih, Engkau damaikan bumi alamku dengan akhlaknya


25 Juli 2010, dalam hening hati

aku, mishbach

Tidak ada komentar:

Posting Komentar